Sabtu, 11 Juni 2011

The Tale of Fairytale (Part XI)

Chapter 11: What Can’t Be Changed. First Love. Damn Rain
Setelah seminggu berlibur di Pulau Jeju akhirnya bocah-bocah dorky ini kembali ke Seoul. Bulan September dimulainya musim gugur, musim yang sibuk tapi tenteram. Walaupun belum ada banyak dedaunan yang berubah menjadi merah tapi udara musim gugur mulai terasa.
Yongso sudah mulai bekerja di LME sebagai salah satu staf akuntansinya dan mendapat posisi manajer keuangan. Begitu musim gugur tiba ia jarang sekali bertemu dengan Eunhyuk tercinta(cieeee~!). Mereka hanya saling bertukar pesan atau teleponan. Habis keduanya sama-sama sibuk sih.
Bagi Toki musim gugur itu… musim yang gawat. Ia tidak mengkhawatirkan nafsu makannya yang bertambah, ia tidak mengkhawatirkan soal pekerjaannya yang bertambah karena adanya kerja sama dengan perusahaan lain, ataupun lagunya yang belum selesai rekaman dan hampir tenggat waktu. Toki lebih mengkhawatirkan kondisi tubuhnya yang semakin menurun begitu musim dingin atau akhir tahun sudah dekat walaupun masih ada berpuluh-puluh hari lagi.
Tahun lalu ia tidak merasakannya karena sedang mengalami masa koma. Biasanya Toki akan langsung ke rumah sakit agar cepat ditangani, tapi mengingat negara yang sedang ditinggalinya saat ini tidak mempunyai fasilitas dan peralatan medis yang memadai untuk mengatasinya. Tidak ada pilihan lain selain bertahan sampai bulan November nanti.
Perusahaan yang dipilih oleh LME untuk bekerja sama adalah SM Entertainment atas keputusan para ‘Board of Directors’ cabang Korea Selatan. Dari hasil voting hanya Toki yang abstain karena tidak puas dengan keputusan mereka. Yongso dipilih sebagai pengurus keuangan untuk kerja sama ini.
Tapi ada masalah di bagian rekaman dan tim komposer LME. Louis tidak mau bekerja sama bila yang akan bekerja sama dengannya adalah kumpulan cewek dari girlsband. Akhirnya diputuskan kalau tim rekaman studio lantai 4 hanya untuk mereka yang sudah menanjaki karirnya kurang lebih selama tiga tahun sejak debut. Karena keegoisan Louis ini Totto dan Toki juga bersyukur karena tidak perlu menangani junior yang belum tahu pahitnya dunia hiburan.
Selama beberapa hari pertama kerja sama itu, di studio 4 akan penuh sesak dengan kalau bukan DBSK, ya Super Junior. Atau malah keduanya berkeliaran di lantai 4 untuk membuat lagu baru. Kadang-kadang Yongso dipanggil oleh Toki untuk menemani sepupunya itu di kala bosan karena bagian kerjaannya Toki lebih cepat selesai.
Akan tetapi Yongso tidak selalu bisa menemani sepupunya karena pekerjaannya sendiri juga menumpuk. Kadang-kadang bila ia tidak menghabiskan waktunya dengan Toki atau Eunhyuk di studio 4, ia menerima ajakan Kihyun untuk makan siang. Dari Kihyun ia mendengar beberapa cerita menarik tentang artis-artis idola yang mengunjungi ruangannya di bagian bedah kecantikan(a.k.a. bedah plastik).
Banyaknya antrian pasien bedah plastik ini yang ingin melakukan operasi plastik. Apalagi rumah sakit tempat Kihyun bekerja adalah rumah sakit ternama yang memiliki teknolgi mutakhir dan teknik serta kemampuan kedokteran(medis) yang terbaik. Jujur saja, Yongso kenal baik dengan pemilik rumah sakit ini, pemiliknya adalah kakak sepupu kakeknya yang ternyata adalah kakeknya Toki yang menjadi pemilik salah satu pemilik Group Company terbesar di dunia. LME juga merupakan salah satu perusahaan dari grup ini dengan Lorry sebagai presdirnya.
Suatu hari Presdir Lorry menyuruh para artis melakukan medical check upsetelah mendiskusikannya dengan direktur SM Entertainment, Lee Sooman. Bergiliran setiap hari satu grup. Karena kesibukannya Toki baru bisa melakukanmedical check up pada hari terakhir dengan satu grup yang paling banyak personilnya, Super Junior. Tapi Kibum dan Kangin tidak ikut karena memiliki jadwal syuting film. Toki sama sekali tidak menyukai hal tersebut tapi ia hanya bisa pasrah.
Kegiatan check up itu berlangsung dengan lancar. Selama menunggu giliran Toki dan manajernya melakukan hal yang sudah lama tidak dilakukan oleh keduanya. Kontes melotot. Penyebabnya hanya satu, yaitu karena Ilsan memaksa Toki untuk melakukan check up. Kesebelas member Super Junior itu sampai merasa tegang karena aura pembunuh yang dikeluarkan oleh kedua orang itu.
“Ilsan-ssi, apakah setelah ini Toki masih ada jadwal lain?” tanya Leeteuk berusaha mencoba mencairkan suasana.
“Ya, dia masih ada jawal sampai malam. Karena itu aku memaksanya untuk melakukan check up sekarang kalau tidak dia tidak akan melakukannya sama sekali,” jawab Ilsan tidak mengalihkan pandangan dari matanya Toki.
“Aku tidak memerlukan check up ini,” kata Toki dengan tegas.
“Yaa, terakhir kau melakukan check up adalah enam bulan yang lalu!” seru Ilsan.
“Untuk apa melakukan check up kalau sudah tahu hasilnya tidak akan pernah membaik!?” sentak Toki tampak marah dan sedih. Nafasnya memburu karena emosi dan tubuhnya bergemetar.
“Toki—,” kata Ilsan tahu maksud dari perkataan Toki.
“Toki sunbae?” sapa Kihyun yang tiba-tiba muncul mengenakan mantel putih untuk dokter. Ia muncul bersama dengan seorang pria tua yang mengenakan mantel putih juga.
“Kihyun…” ucap Toki pelan.
“Apa yang sunbae lakukan di sini? Sampai ada Super Junior gang pula…?” tanya gadis yang menjadi rivalnya Eunhyuk itu. “Kenapa kalian ada di sini? Dan kenapa Toki sunbae berteriak? Ada apa sebenarnya?”
“Tidak ada apa-apa, Kihyun-ssi. Kami semua di sini hanya untuk melakukan medical check up,” jawab manajer Ilsan diikuti dengan sebuah helaan nafas(udah tua ya, bung?).
Hankyung yang khawatir mendekati Toki dan bertanya kepadanya, “Toki, gwaenchanha?”
“Hankyung…” ucapnya lalu melihat ke pada para member Suju yang tertangkap di matanya. “Miyanhae, karena telah membuat kalian melihat situasi seperti ini,” kata Toki tampak lelah. Ketidakstabilan emosinya melelahkan dirinya.
“Kau benar-benar tidak ingin melakukannya?” tanya Hankyung lagi.
Toki mendesah dan menjawab, “Aku hanya tidak ingin melihat hasilnya. Kalau bukan buruk pasti lebih buruk lagi.”
“Toki-ssi, profesor Ken’i ada di ruangannya, bagaimana kalau kau menemuinya?” usul pria tua yang bersama Kihyun dan ternyata adalah salah satu profesor di rumah sakit ini.
“B, beliau sudah datang?” tanya Toki tidak percaya.
“Yeah, tadinya profesor ingin menghubungi sunbae, tapi sunbae terlalu sibuk jadi beliau ragu,” jelas Kihyun. “Those kids wanted to see you too…
O, okay. I’ll meet him,” kata Toki berjalan bersama Kihyun dan Profesor tua itu tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada orang-orangyang datang bersamanya.
Setelah ketiganya tak terlihat lagi Kim Heechul berbicara(weiss, si Chulie…), “Apa-apaan tadi? Tiba-tiba dia marah lalu langsung pergi begitu saja.”
“Tapi tadi Toki sudah meminta maaf kepada kita,” sahut Sungmin.
“Ini pertama kalinya aku mendengar bentakan dari Toki,” kata Donghae.
“Ya, biasanya kalau dia marah atau kesal—dia hanya akan menggerutu dan mengganti mood-nya dengan menjahili siapapun orang yang ada di sekitarnya,” sambung Ryeowook yang tadi sempat merasa takut.
“Dia tampak seperti anak perempuan yang hubungannya tidak direstui oleh orangtuanya,” kata Shindong.
“Itu tidak ada hubungannya, Shindong,” kata Yesung.
“Hyung, apa yang sedang kau lakukan?” tanya Eunhyuk kepada Hankyung yang tampak sibuk dengan ponselnya.
“Mengirim pesan untuk Louis,” jawab Hankyung.
+             +             +
Di kantor LME, Louis yang sedang bosan merekam not lagu seenak(udelnya). Di sampingnya Totto sedang memetik senar gitar. Tiba-tiba Louis menerima sebuah pesan masuk dari teman lamanya, si Hankyung.
Apakah Toki tidak menyukai rumah sakit?—Hankyung
Dengan perasaan heran Louis membalasnya,
Tidak juga. Waeyo? Apa yang telah terjadi?—Louis
Dia bersikeras tidak ingin melakukan check up. Sekarang Kihyun-ssi mengajaknya pergi untuk menemui seseorang—Hankyung
Let me guess… Dia menemui Profesor Ken’i ‘kan? Tipikal Toki kalau dia bertingkah seperti anak kecil sekarang—Louis
Bagaimana kau tahu?—Hankyung
Hehehe… Tentu saja! Dia dokter yang menangani Toki bahkan sebelum kau bertemu dengannya 8 tahun yang lalu! Lagipula Toki lulusan kedokteran bukan hanya untuk status! Kalau bukan karena kecelakaan tahun lalu dia pasti sudah jadi profesor sekarang! >_<♪—Louis
8 tahun yang lalu? Aku pernah bertemu dengan Toki sebelumnya? Apa maksudmu? Dan kecelakaan yang kau maksud itu apa?—Hankyung
Err… aku salah bicara… Maksudku bahkan sebelum kau bertemu denganku. Aku tidak dapat menjelaskannya karena ada kerjaan. Bye bye!—Louis
“Fuuhh~ hampir saja,” desah Louis.
Something’s wrong?” tanya Totto.
Yeah, I almost spill her secret,” jawab Louis.
Because you’re big-mouthed,” kata Totto.
Hey!” protes Louis.
Just don’t do that again…” kata Totto lagi, “dia masih belum stabil, belum saatnya kita menceritakan semuanya.”
+             +             +
Seusai Super Junior melakukan check up mereka juga menjalani pengobatan. Ilsan pergi meninggalkan mereka bersama para manajer Suju untuk mengikuti rapat. Eunhyuk merasa beruntung karena secara kebetulan ia dapat bertemu dengan pacarnya di tempat seperti ini. Song Yongso ada di sana karena habis menjenguk neneknya yang sakit.
“Haelmeoni dirawat di sini karena penyakit jantungnya kambuh,” kata Yongso ketika ditanyai oleh Eunhyuk. “Sepertinya check up kalian berjalan lancar…”
“Tidak juga, tadi Ilsan-ssi dan Toki sempat bertengkar,” desah Eunhyuk.
“Itu hal biasa yang terjadi. Toki paling suka menentang Ilsan-ssi. Itu hanya untuk keisengannya,” jelas Yongso.
“Tapi chagiya~ yang tadi itu benar-benar… Toki terlihat sangat marah sekali. Dia seperti ingin membunuh siapapun yang ada di hadapannya. Benar-benar menakutkan…”
“Mwo? Toki jarang sekali meledak karena marah…” kata Yongso heran nian, “mungkin dia sedang stress…”
“Mungkin…”
Keduanya berakhir saling mepet-mepet berpelukan satu sama lain. Eunhyuk mengecup kening Yongso. Masa muda…
+             +             +
Malam harinya di dorm Super Junior Eunhyuk akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu yang sudah lama sekali ingin ia tanyakan kepada Hankyung. Keduanya mengobrol di dalam kamarnya Hankyung ketika Eunhyuk menanyakan sesuatu.
“Hyung, bolehkah aku tanya sesuatu?” tanya Eunhyuk ragu-ragu.
“Mwol muleo(tanya apa)?” tanya Hankyung. Pandangannya terpaku pada layar laptopnya. Ia sedang surfing internet di waktu senggangnya.
“Waktu hyung masih kuliah, apakah ada teman hyung yang dipanggil ‘sigan’?”
“Kenapa tiba-tiba kau menanyakan hal itu kepadaku?”
“Hanya penasaran… Jadi ada atau tidak?”
“….. Ada seorang…” jawab Hankyung.
“Laki-laki atau perempuan?”
“Perempuan,” jawab Hankyung lagi.
“Teman seangkatan?”
“Ya, teman seangkatan dan juga teman sekelasku, tapi dia lebih muda dariku. Dia juga temannya Louis. Wae geulae?”
“Louis hyung juga mengenalnya?”
“Tentu saja, karena dia yang mengenalkan Louis kepadaku. Dia tidak punya banyak teman dan selalu bersama Louis. Dia primadona di kelasku tapi karena katanya dia berasal dari keluarga kalangan atas, jadi tidak ada yang berani mendekatinya. Tapi secara kebetulan aku berkenalan dengannya.”
“Hyung pasti naksir cewek ini ya?” goda Eunhyuk.
“Siapa orang bodoh yang tidak terpikat dengannya? Dia sangat baik dan ramah. Bila sudah kenal dekat dengannya dia akan tersenyum lebih banyak dan orang-orang di sekitarnya akan ikut tersenyum. Dia selalu berusaha keras dan terlihat tegar walau ada yang sudah menyakitinya.”
“Kedengarannya hyung naksir berat padanya…”
“Mau bagaimana lagi dia cinta pertamaku….”
“… Kurasa dia sangat beruntung bisa dicintai seperti itu dan dia membalas cinta hyung,” kata Eunhyuk tanpa berpikir panjang mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dikatakan.
“Mueoseul uimihabnikka(apa maksudmu)? Kenapa kau bisa mengetahuinya?”
“Ah! Itu hanya intuisi, hyung! Jangan dianggap serius,” kata Eunhyuk berbohong untuk mengelak, “hyung, jangan-jangan intuisiku ini tepat ya?”
Hankyung terdiam. Keheningan tersebut bagaikan sebuah tanda agar Eunhyuk tidak bertanya lebih jauh lagi. Pembicaraan tersebut hanya berakhir sampai di sana.
+             +             +
Awal bulan Oktober cuaca semakin agak dingin. Yongso tidak berharap banyak dari cuaca dingin seperti sekarang ini. Ia hanya ingin kencan pertamanya berjalan lancar. Setelah satu bulan jadian akhirnya Yongso dan Eunhyuk mempunyai kesempatan untuk berkencan walau hanya sebentar. Rencananya hari ini setelah pekerjaan masing-masing beres pada sore harinya mereka janjian di sebuah taman. Toki telah mengangsurkan Eunhyuk kalau saat ini Faye ada di Jepang dan tidak akan mengganggu kencannya dengan Yongso.
Di kantor LME sebelum Yongso berangkat ke tempat janjian, ia terus-terusan senyum-senyum sendiri sambil berkaca pada cermin di dalam toilet wanita. Naomi yang saat itu sedang ke toilet sampai dibuat terkejut ketika baru keluar dari kloset karena melihat cengirannya Yongso.
“Yongso-chan! Gee, kukira hanako si hantu toilet…” kata Naomi.
“Yaa, jangan samakan aku dengan hantu toilet!” protes Yongso.
“Lalu kenapa kau malah nyengir di kamar mandi? Toilet pula!” tanya Naomi.
“Suka-suka aku dong!”
“Malam ini kami mau pergi makan bersama, apakah kau ikut?”
“Uhh, tidak, terima kasih. Hari ini aku ada urusan lain,” tolak Yongso.
Let me guess… A date?
“Err, bagaimana kau tahu?” tanya Yongso dengan malu-malu kucing. “Ah, aku tahu kau pasti pakai ilmu cenayang ya?!”
“Itu hal biasa, apalagi kau ‘kan belum lama jadian. Well, semoga kencanmu menyenangkan, Yongso-chan,” ujar Naomi tersenyum.
“Naomi, gomawoyo…” kata Yongso lalu memeluk Naomi.
Jam 7 malam hari mulai gelap lebih cepat dari pada musim yang lain, Yongso menunggu pasangan kencannya di bawah pohon maple yang daunnya memerah. Mereka janjian jam 7 lewat seperempat dan Yongso datang lebih cepat. Yongso menghabiskan waktu 15 menitnya dengan membaca sebuah novel saku yang suka ia bawa. Ia tidak tahu kalau kekasihnya akan datang terlambat dan terus menunggu di sana dengan sabar.
Tapi tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Yongso berteduh di bawah pohon dan terus menunggu Eunhyuk yang masih belum datang walau 20 menit telah berlalu sejak waktu janjian. Yongso langsung merasa cemas, takut-takut terjadi apa-apa terhadap Eunhyuk.
Sementara itu Eunhyuk terhambat dengan pekerjaannya yang tiba-tiba bertambah. Manajernya menyuruhnya untuk ikut serta dalam program variety lain menggantikan rekannya. Ia berniat memberitahu Yongso akan tetapi manajernya menyimpan ponselnya selama pekerjaan berlangsung.
Jam setengah 9 begitu syutingnya berakhir Eunhyuk langsung buru-buru pergi setelah mengambil ponselnya kembali dari manajernya. Ia mencoba menghubungi Yongso beberapa kali tapi ponselnya tidak aktif.
Eunhyuk berlari hujan-hujanan menuju taman tempat mereka janjian. Ia berharap Yongso tidak terus menunggunya di sana. Ia harap Yongso menunggunya di tempat lain. Dalam hari Eunhyuk terus menyalahkan manajernya atas semua hal ini. Mau berapa banyak harapannya pada saat itu akan tetapi Tuhan tidak mengabulkannya.
Hujan deras terus turun bahkan saat Eunhyuk sudah sampai di taman. Ia menemukan Yongso masih bediri di bawah pohon Maple, kehujanan dan basah kuyup. Kepala gadis itu menunduk dan rambutnya yang basah menutupi mukanya seperti tirai. Eunhyuk langsung bisa mengenalinya dari postur tubuh gadis itu. Apakah dari tadi Yongso telah menunggunya di sana? Kalau benar begitu ia sangat merasa bersalah.
“Yongso-ah!”
Kepala gadis itu terangkat. Kelopak matanya hanya terbuka setengah. Dia wajahnya terpasang sebuah senyuman. “Oppa…” ucapnya.
Ketika Eunhyuk hanya jauh beberapa meter darinya tiba-tiba saja Yogso seperti mau terjatuh. Eunhyuk cepat-cepat berlari untuk menangkap Yongso.  Untungnya ia berhasil menangkapnya tepat waktu sebelum gadis itu membentur aspal. Tampaknya Yongso telah kehilangan kesadarannya.
“Yongso-ah! Yaa, Yongso-ah!” seru Eunhyuk sambil menepuk-nepuk pipi Yongso.
Akan tetapi gadis itu bangun-bangun juga. Merasa khawatir Eunhyuk segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Ia menggendong Yongso ke rumah sakit terdekat di tengah hujan yang mengguyur jalanan dan masih belum reda juga.
+             +             +
Di kediaman keluarga Song, Jeung Chochun berjalan mondar-mandir di ruang keluarga mansion yang besar itu. Hyesun yang sedang bersantai menonton acara kesukaannya merasa terganggu. Ia tahu kalau ibunya khawatir dengan kakaknya yang sampai sekarang belum pulang. Padahal sudah jam 10 malam lebih dan kakaknya tidak pernah pulang semalam ini tanpa menghubungi rumah terlebih dahulu.
“Eomma, kenapa tidak telepon saja ke Siyong eonni? Siapa tahu eonni sedang bersamanya,” usul Hyesun.
“Benar juga, eomma akan telepon Siyong-i,” kata Chochun eomma segera mengambil telepon coreless di nightstand dan menghubungi nomor ponsel Toki.
Setelah beberapa kali nada sambung yang aneh seperti ‘Haro, please wait…’ akhirnya diangkat juga. “Hello?” sapa orang di sana.
“Yeoseyo? Siyong-i?” sapa Chochun eomma.
Oh, eomeoni, ada apa?” tanya Toki terdengar khawatir.
“Apakah Yongso-ah ada sedang bersamamu?”
Ani, dia tidak bersamaku. Aku pun tidak melihatnya hari ini karena syuting di luar. Mueosibnikka(ada apa)?
“Anak itu belum pulang, Siyong-i. Dia juga tidak menelepon. Eomeoni takut kalau telah terjadi apa-apa padanya.”
… Eomeoni, aku akan mencarinya, okay? Mungkin rekan-rekanku ada yang tahu,” kata Toki.
“Mohon bantuannya, Siyong-i! Hubungi eomeoni kalau Yongso-ah sudah kau temukan!”
Hai. Eomeoni jangan khawatir, aku akan mencarinya. Nanti aku akan menghubungi eomeoni lagi.
+             +             +
Sementara itu di sebuah tempat main biliard Toki yang baru saja selesai menerima telepon dari bibinya hanya memandang tembok di seberangnya. Tangan kanannya memegang stick biliard dan tangan kirinya memegang ponselnya.
“Ada apa, Toki-chan?” tanya Asuka sambil merangkul pundak Toki.
“Yongso belum pulang,” jawab Toki, “Apakah kalian tadi sempat bertemu dengannya?”
Naomi menyela, “Kalau Yongso-chan yang kau bicarakan, aku sempat bertemu dengannya di kantor. Katanya sih hari ini dia ada date dengan pacarnya.”
What?” tanya Toki.
You heard me, Yongso-chan bilang dia ada date dengan pacarnya,” ulang Naomi.
What are they doing until this late!?” gerutu Toki sambil mencari nomor ponsel Eunhyuk di daftar kontaknya. Tapi sebelum ia dapat memencet tombol ‘dial’ ternyata ada telepon masuk dari pemuda tersebut. Setelah menggerutu tidak jelas cepat-cepat Toki menjawabnya, “Hello?”
Yeobseyo? Toki-ssi?
Yeah, ini aku. Ada apa? Kau bersama Yongso ‘kan? Di mana kalian sekarang?”
Uh, di rumah sakit.
“Rumah sakit?” kata Toki lalu ia mendengar penjelasan Eunhyuk. “Okay, aku akan segera ke sana.” Begitu telepon berakhir ia segera bersiap pergi.
What’s wrong?” tanya Louis.
Emergency call,” jawab Toki sebelum berlari pergi ke tempat parkir dimana mobilnya diparkir.
What the hell is wrong with her?” kata Cerberus.
“Maklum, dokter,” sahut Totto dengan permen lolipop di mulutnya.
+             +             +
Di rumah sakit Eunhyuk menunggu di luar Emergency Room(aka. UGD). Yongso telah dibawa ke dalam oleh perawat dan kini sedang diperiksa oleh dokter jaga. Eunhyuk merasa sangat khawatir dan tidak bisa duduk diam dan menunggu. Setelah ia selesai menghubungi Toki, dokter yang memeriksa Yongso keluar dan mencarinya.
“Anda keluarganya?” tanya Dokter itu.
“I, iya. Bagaimana keadaannya?” tanya Eunhyuk khawatir.
“Saat ini kondisinya sudah lebih baik. Karena kehujanan dalam waktu yang lama dan kecapaian membuat imunitas tubuhnya drop dan mengalami demam tinggi. Saat ini kami sudah memberinya infus dan obat penurun demam, begitu infusnya habis dan demamnya turun dia sudah boleh pulang,” jelas Dokter itu.
“Kamsahabnida, seogsanim! Kamsahabnida!” ucap Eunhyuk.
“Anda bisa menemuinya di kamar pasien, saya akan meminta salah seorang perawat untuk mengantarkan anda.”
+             +             +
Begitu Toki tiba di rumah sakit, ia langsung ke resepsionis menanyakan dimana sepupunya berada. Setelah mendapatkan informasi dimana sepupunya berada ia langsung ke sana. Ketika melihat Toki—Eunhyuk tidak menyangka kalau akan mendapat tamparan di pipi kanannya. Tamparannya terasa sampai ke tulang-tulangnya dan ia yakin pasti pipinya akan bengkak di kemudian hari. Tidak pacarnya ataupun sepupu pacarnya sama saja, kalau menampar sama-sama nggak kira-kira.
“Neo—!” Toki sudah mau memukul Eunhyuk lagi.
“Mian haeyo, aku tidak dapat menepati janjiku untuk menjaganya,” ucap Eunhyuk. Dari matanya bisa terlihat kalau dia sangat merasa bersalah.
“Ck, aku harus menjelaskan apa kepada imonim(bibi)…” gumam Toki meredakan amarahnya. “Lalu bagaimana keadaannya sekarang?”
“Kata dokter dia sudah boleh pulang begitu demamnya turun,” jawab Eunhyuk.
Tanpa berkata apa-apa lagi Toki langsung ke tempat Yongso terbaring. Ia memeriksa sendiri keadaan sepupunya.
That old man was lying… Dia hanya terserang flu saja. Seharusnya dia bisa langsung pulang…” ujar Toki, “Aku akan menghubungi ibunya, kau jaga dia. Arasseo?”
“Alasseo…”
Ketika Toki pergi untuk menelepon, barulah Yongso sadar. Eunhyuk tampak lega dan khawatir ketika kekasihnya itu terbangun. Ia segera berada di samping gadisnya(ceileh…), memegang tangannya(suit, suit~!).
“Yongso… kau sudah sadar?” kata Eunhyuk.
“Oppa… dimana ini?” tanya Yongso.
“Sekarang kau di rumah sakit. Kau pingsan di depanku jadi aku membawamu kemari,” jawab Eunhyuk dengan senyum lemah di wajahnya.
“Oh…” hanya itu yang dikatakan oleh Yongso.
Eunhyuk menundukkan kepalanya, merasa bersalah. Yongso hanya memperhatikan tindak-tanduk Eunhyuk yang agak aneh.
“Yongso-ah, miyanhae… Karena menungguku kau sampai hujan-hujanan hingga sakit seperti ini. Seharusnya aku memberitahumu kalau tiba-tiba pekerjaanku bertambah. Tapi aku tidak dapat menghubungimu… Seharusnya kau tidak perlu lama menunggu di sana… Seharusnya kau tidak menyia-nyiakan waktumu untuk menungguku,” ujar Eunhyuk dengan nada suram pada suaranya.
“Oppa… ini bukan salahmu. Akunya saja yang terlalu keras kepala(baru sadar?) untuk menunggumu di tengah hujan. Dan lagi bodohnya aku lupa chargingbaterai ponselku… Jadi itu bukan sepenuhnya salahmu…” kata Yongso sambil tesenyum.
“Yongso…” kata Eunhyuk dengan penuh cinta(Hoeekk…). Ia lalu bangkit dan mencium kening gadis di hadapannya membuat wajah gadis itu memerah seperti buah tomat. “Gomawoyo…” ucapnya.
Kedua lovey-dovey itu malah bermesraan di dalam kamar pasien menggantikan kencan mereka yang gagal total. Toki yang menunggu di luar sampai harus menghabiskan waktunya berkeliling memberikan keduanya waktu privasi lebih lama.
+             +             +
Keesokan paginya Yongso sudah boleh pulang atas permintaan Toki yang memiliki lisensi dokter. Ibunya membawanya pulang ke rumah, err, mansion. Jeung Chochun untuk pertama kalinya bertemu dengan pacar putri sulungnya kemarin malam. Beliau langsung menyukainya begitu Eunhyuk menyapanya dengan sopan dan malu-malu. Eunhyuk langsung masuk dalam daftar calon menantunya. Ada-ada saja ibu-ibu satu ini… Berarti lampu hijau dari ibunya Yongso bila Eunhyuk ingin melamar pujaan hatinya itu ya, tapi lain cerita dengan ayahnya Yongso. Eunhyuk hanya pernah mendengar beberapa cerita tentang beliau dari Yongso. Beliau adalah seorang ayah yang protective, orang yang sibuk, sayang keluarga, orang yang loyal dan royal, dan simpatik. Ia jadi penasaran dengan beliau. Yah, tunggu saja Eunhyukkie, nanti juga kau akan bertemu dengannya.

The Tale of Fairytale (Part X)

Chapter 10: Dorky Actions, War! War!
Ballroom party tersebut terus berlanjut hingga tengah malam. Begitu pesta bubar dan para orang-orang penting bubar juga, ruangan itu berubah menjadi ruangan clubbing. Totto dengan mudah menyulapnya. Ia sebagai DJ Master yang memeriahkan malam untuk para anak muda.
Yongso dan Eunhyuk dengan asyiknya menari berduaan di dance floor. Kihyun dan Jeonghoon pun ikut bergabung. Toki hanya menonton setelah berganti baju dengan sundress. Heechul menyeret Hankyung untuk menari dengannya(kembali membuat pertanyaan, apakah Heechul gay atau bukan, ketertarikannya terhadap sahabat laki-lakinya itu patut dipertanyakan…). Dance floor semakin padat ketika para member SNSD juga ikutan ‘dugem’.
Para artis muda seperti SHINee tidak tahu harus berbuat apa sehingga Toki menganjurkan yang muda untuk melihat dulu baru ikutan. Louis si biang keroknya dengan Totto malah asyik di atas panggung mengatur musik dan memainkan DJ. Maklum itu bidang yang dikuasai olehnya. Di sebelah Toki ada Faye yang dari tadi memandangi satu pasangan di dance floor. Untung Hyesun sudah kembali ke cottage tanpa mengetahui Midnight Party ini.
“Nee, Faye-niisan(nii=kakak),” panggil Toki dengan segelas NUK di tangannya.
“Ada apa, Toki-chan?” tanya Faye dengan senyum malaikatnya.
“Hentikan, senyumanmu itu tidak berpengaruh padaku,” jawab Toki dengan dinginnya. Setelah diam sejenak ia lalu bertanya, “Kenapa waktu itu kau menolak perjodohanmu dengan Yongso?”
“Hm, karena waktu itu Yongso masih kecil dan aku masih merasa kalau studiku lebih penting,” jawab Faye.
“Kau menyukainya?” tanya Toki lagi.
“Ya, aku menyukainya,” jawab Faye.
“Tapi kau sudah terlambat. Dia sudah menjadi milik orang lain…” ujar Toki memandang ke arah Yongso dan Eunhyuk yang asyik berdansa dengan mesranya saat lagunya berubah menjadi slow. Ia lalu memandang ke arah sepupunya yang mirip dengannya itu, lalu berkata, “walaupun dulu Yongso sempat menyukaimu, tapi sekarang kau tidak punya tempat lagi di hatinya.”
“Itu tidak masalah. Aku bisa mengambilnya kembali,” kata Faye sambil tersenyum sinis.
Toki tidak merasa takut dengan aura hitam yang keluar dari diri Faye. Dengan satu helaan nafas ia berkata, “Kau tidak boleh melakukannya.”
“Lebih baik kau cepat-cepat mengingat semua yang telah terjadi selama 20 tahun hidupmu, Toki-chan. Ada seseorang yang ingin kau ingat dan diingat olehmu….” balas Faye lalu pergi meninggalkan Toki yang sedang kebingungan.
Faye menghampiri kedua orang yang sedang mesranya berdansa. Ia menarik sang cewek dari pasangannya dan mengajak gadis itu berdansa. Eunhyuk untuk sementara mundur karena masih belum bisa membaca jalan pikiran lawannya. Di sisi lain Toki menggeram kesal karena tidak dapat menghentikan Faye.
“Hyung, kuatkan dirimu!” seru Onew, Jonghyun, Key, Minho, dan Taemin.
“Miyanhae, Eunhyukkie…” ucap Toki merasa bersalah.
“Yaa, untuk apa kau meminta maaf? Aku tidak akan kalah dari sepupumu itu mau sejenius apapun dia,” kata Eunhyuk percaya diri. “Teman-teman kumpul~!”
Super Junior dan SHINee membentuk lingkaran dan mendiskusikan strategi. Toki dan Louis pun diseret juga ke dalam pasukan. Louis sih senang-senang saja tapi Toki agak keberatan karena rencana mereka terdengar tidak meyakinkan.
This is the most ridiculous plan I ever heard,” kata Toki sambil melilitkan syalnya di leher Key.
Nah, it’s fun, y’know!” sambung Louis sambil mendandani Heechul dengan alat make up milik Toki.
“Apakah aku sudah mirip dengan Cinderella?” tanya Heechul sambil berpose seperti perempuan.
“Hyung, tidak ada Cinderella yang memakai celana,” kata Kangin.
“Kuharap berjalan lancar,” kata Toki setelah selesai mendandani Key.
Dimulailah strategi ‘Menangkap Yongso Kembali’ buatan Super Junior dan SHINee. Heechul dan Key bertugas untuk mengalihkan perhatian Faye dari Yongso dengan menggoda pemuda tersebut. Setelah Yongso diambil kembali Toki dan Louis yang akan menangani Faye.
Heechul dan Key dengan berani mendekati Faye. Key menarik Yongso ke belakang sementara Heechul mengelus pipi Faye dan berdansa dengannya. Tapi Heechul hampir kena imbasnya. Faye berniat mencium Heechul setelah menahan Cinderella gadungan itu. Sebelum bibir Faye menyentuh Heechul—Louis dan Toki segera menerjang Faye hingga terjungkal ke belakang. Serangan kombinasi dari pasangan ‘LoKi’. Hampir saja Heechul ‘diserang’ oleh Faye.
“Aa, ittai…” erang Faye mengaduh kesakitan.
Nice launch, Lou,” kata Toki sambil melakukan high five dengan soulmate-nya.
“Faye-chan~, seharusnya kau memberitahuku kalau kau seorang gay!” cemooh Louis sambil mengelus-elus pipinya Faye.
“Aaahh!! Hentikan! Kau lebih menjijikan dari pada Totto!!” jerit Faye.
A kiss from Angel Lou~ Cup, cup! Muah!!” kata Louis mencium pipinya Faye kanan-kiri.
“Toki-ah, Louis!” seru Yongso merasa jijik ketika melihat Louis memberikan hukuman penyiksaan kepada Faye.
“Nikmati waktumu, Yongso-ah~ Kami akan membereskan sampah jenius ini,” kata Toki dengan nada sarkatis pada kata ‘jenius’.
“Ayo, Yongso-ah,” ajak Eunhyuk sambil menggandeng tangan Yongso.
“Uuh, oke…” sahut Yongso mengikuti Eunhyuk. Ketika sedang berjalan di wajahnya tersungging senyum kecil.
“Okay, guys! Saatnya pesta yang sebenarnya dimulai~!” seru Louis setelah puas menciumi Faye yang saat ini telah diikat oleh Toki dengan tali.
Semua bersorak riang dan melanjutkan pesta clubbing tersebut. Toki membius Faye dengan chloroform yang jangan ditanya dari mana ia bisa mendapatkan benda seperti itu. Dia seorang dokter, mudah baginya untuk mendapatkan obat bius.
“Woah! Kau membiusnya!” seru Yesung.
“Hehe, ini masih belum seberapa, Yesung-ssi,” kata Louis terkekeh, “tapi aneh… Faye adalah profesor muda, tapi kenapa dia bisa gampang dibius seperti ini?”
“Dia lebih sering bekerja di laboratorium, bukan di bidang bedah seperti Kihyun,” jelas Toki sambil meminum segelas NUK lagi, “ironisnya sepupunya sendiri bisa membiusnya dengan mudah, padahal statusnya masih lebih tinggi dia dari pada statusku.”
“Kau masih dokter ‘kan?” tanya Louis menyediakan tiga botol NUK yang tadi sempat ia buat sebelum pesta.
“Setelah tesisku selesai, aku akan menjadi profesor seperti dia,” jawab Toki sambil menunjuk ke arah Faye yang tertidur.
“Lalu apa yang akan kita lakukan padanya?” tanya Siwon ragu-ragu karena telah melakukan dosa dengan bekerja sama dalam kejahatan teman-temannya.
“Terserah kalian mau melakukan apa padanya. Lakukan sesuka kalian,” jawab Toki sambil tersenyum sinis.
“Melakukan apapun yang kami suka?” tanya Heechul, matanya sudah bersinar-sinar tidak sabar untuk melakukan sesuatu kepada Faye yang hampir saja mau menciumnya.
“Ceburkan dia ke dalam kolam?” usul Kyuhyun. Dasar sadis…
“Andoenda(tidak boleh)…” kata Toki menolak usul Kyuhyun, “apa yang harus kukatakan pada orangtuanya bila dia sampai mati? Naega jugeul suisseo(aku bisa dibunuh)… Lakukan hal yang lebih aman tapi memalukan saja.”
Hooray~! Make over party~!” seru Louis mengambil peralatan make upmilik Toki. Dia selalu bersemangat untuk melakukan segala hal iseng.
+             +             +
Pagi yang cerah dari pesta semalaman semuanya ambruk karena mabuk terkecuali yang masih di bawah umur. Eunhyuk dan Yongso tidak ikut minum sampai ambruk seperti Drunken Master Totto yang saat ini terkapar di atas lantai bersama dengan Louis dan Faye. Ketiganya tumbang setelah menghabiskan lima botol NUK. Di atas sofa ada Heechul yang meringkel dengan selimut seperti kepompong, Leeteuk yang memunggungi Heechul tapi memeluk Ryeowook(Wekz?! O_o), di atas sofa yang lain Kangin menguasainya sendiri. Di dalam kamar pertama Shindong, Yesung, Sungmin, dan Kibum tidur di atas tempat tidur dengan ukuran King size. Siwon, Donghae, dan Kyuhyun terkapar di atas lantai sekitar tempat tidur, masing-masing dengan sebuah selimut. Di kamar kedua ada Hankyung yang menguasai tempat tidur king size di sana dengan Toki. Yup, mereka tidur satu tempat tidur tanpa diketahui penyebabnya. Itulah keadaan di dalam cottage-nya Toki di pagi hari ini.
Eunhyuk yang akhirnya menumpang tidur di tempat hoobae-nya, SHINee karena kesepian memutuskan untuk menemui rekan-rekannya setelah menemui Yongso terlebih dahulu. Zhou Mi dan Henry sudah kembali ke cottage mereka tadi malam. Andai mereka tahu kalau di tempatnya Toki sudah seperti bekas medan perang dengan mayat bergelimpangan, mereka mungkin akan menyesal tidak ikut pesta hingga subuh itu.
Toki yang tertidur pulas menjadi orang pertama yang bangkit dari pasukan gugur. Pertamanya ia merasakan sakit kepala dan tidak menyadari sekelilingnya. Ketika ia akan bangun ada sesuatu yang menahan perutnya. Barulah ia sadar ada orang lain di atas tempat tidur selain dirinya. Ketika ia melihat ke sampingnya Toki langsung merutukkan bahasa aliennya. Di sampingnya Hankyung tertidur pulas menghadap ke arahnya dengan satu tangan memeluk pinggangnya Toki. Ia harus segera bangun sebelum yang lainnya bangun karena saat ini mata kirinya tidak memakai apapun.
Dengan mudah Toki menyelinap masuk ke kamar mandi setelah melepaskan diri dari dekapan Hankyung. Setelah mandi, berganti baju, dan memakai contact lens Toki pergi mengecek keluar ruangan. Mayat-mayat bergelimpangan. Ia lalu masuk ke kamar pertama tapi malah menginjak Siwon yang tidur di dekat pintu. Untung tubuhnya ringan sehingga tidak terasa apa-apa. Lalu ia membangunkan Totto duluan karena paling mudah, lalu Siwon yang paling gampang diraih. Lalu ia kembali ke kamarnya dan membangunkan Hankyung.
Tidak lama kemudian Eunhyuk dan Yongso datang membawakan snack.
Room service~!” seru Eunhyuk ceria.
“Yaa, ini masih pagi tapi kau sudah teriak-teriak,” gerutu Toki yang membukakan pintu. Rambutnya masih basah bekas mandi.
“Pagi katamu? Ini sudah siang!” bentak Yongso sambil mennjuk ke arah matahari yang sudah tinggi.
Hm, sure. It’s noon…” sahut Toki cuek. “Come in…” ujarnya.
Ketika Eunhyuk dan Yongso masuk, keduanya terkejut dengan keadaan ruangan yang sudah seperti arena perang itu. Semuanya masih belum benar-benar bangun kecuali Totto yang sedang menegak aspirin untuk kepalanya yang sakit.
“Yo,” sapa Totto.
“Padahal kukira hari ini bisa pergi ke Gunung Halla,” desah Yongso.
“Dimana Henry dan Zhou Mi? Bukankah semalam mereka kembali ke tempat kalian?” tanya Totto.
“Mereka masih tidur,” jawab Eunhyuk sambil mencari soulmate-nya si Donghae.
“Jadi apa yang akan kita lakukan seharian ini?” tanya Yongso tidak mempunyai ide apapun.
Sorry, Yongso-ah~ but I have work to do,” kata Toki mengeluarkan kamera digitalnya dan memotret TKP.
“Tto(lagi)?! Tidak seru! Kenapa kau harus bekerja di saat liburan seperti ini?!” seru Yongso merajuk.
“Aku memang tidak bermaksud untuk liburan,” ujar Toki, “hari ini hari latihan terakhir dan besok pagi aku harus kembali.”
“Ah, benar juga… November nanti para kru Lost Children harus kembali berkumpul di Jepang. Bagaimana pun juga pekerjaan yang ini lebih penting dari pada apapun…” kata Totto yang juga salah satu pemain dan penulis Lost Children.
“A, aku tidak tahu hal ini…” gumam Yongso. “Yaa, berarti siapa yang akan menemaniku bertemu dengan jeungjobu(kakek buyut)?” tanyanya.
“Eotteon jeungjobu(kakek buyut yang mana)? Kita mempunyai banyak jeungjobu!” seru Toki, “naui jeungjobu, dangsinui jeungjobu(kakek buyutku, kakek buyutmu)?”
“Mwo? ‘Naui jeungjobu, dangsinui jeungjobu’? Jeungjobu dari sisiku saja sudah tiada jadi tentu saja punyamu, Toki-ya…” kata Yongso sarkatis.
“Kukira kau mau berziarah,” ujar Toki, “Abeojiui jeungjobu yang akan datang kemari, kau tidak perlu ke sana. Bukankah kau masih mempunyai satu jeungjobu?”
“Nugu? Nan eobseo(aku tidak punya),” tanya Yongso.
“Ahahaha, aku lupa,” jawab Toki singkat sambil tertawa renyah, “Nee, Tori-nii~, apakah aku harus menghadiri pertemuan keluarga akhir tahun nanti?”
“Hm? Kau tidak perlu memaksakan dirimu untuk menghadirinya. Toh, suasananya juga masih tegang,” jawab Totto. “Oh, aku hampir melupakan sesuatu. Kemarin saat Toki hilang aku menyimpan ini ketika Chain menemukannya,” lanjutnya mengembalikan kalungnya Toki yang waktu itu terjatuh.
Woah, my apartement’s keycard! Thank you, Torii!” seru Toki sambil memeluk Totto.
Tidak lama kemudian yang lain sudah pada bangun dan berdiskusi untuk rencana hari ini. Toki sudah pergi lagi dan digantikan oleh Zhou Mi dan Henry. Yongso berencana untuk mengganggu latihan Toki dan para trainee-nya tapi ia tidak ingin sepupunya itu marah padanya. Tapi Louis menyarankan agar tidak berkeliaran karena ada banyak wartawan di luar yang menunggu Hot News yang akan datang. Apalagi bagi Eunhyuk dan Yongso akan sangat fatal.
Tapi ternyata para maniak game di geng Suju ini haus akan game jadi mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke Cyber Café di dalam hotel. Mereka semua memasang taruhan dalam game yang akan mereka mainkan.
+             +             +
Di ruangan latihan seperti biasa Toki dan para trainee melakukan latihan yang berat. Tapi hari ini mereka lebih banyak mengobrol karena merupakan hari terakhir. Mereka saling bertukar pikiran sampai akhirnya Yang Seungho menanyakan sesuatu ke Toki.
“Sunbae, bukankah tahun lalu sunbae mengalami kecelakaan?” tanyanya.
Toki terkejut mendengarnya. “Bagaimana kau tahu? Padahal media massa pun tidak mengetahuinya,” tanya Toki heran. Sepengetahuannya tak ada yang tahu selain keluarga dan teman-teman terdekatnya.
“Bi sunbae yang memberitahuku. Katanya sunbae koma dan hilang ingatan…” jawab Seungho.
Oh, right… he is their boss,’ batin Toki baru ingat kalau Rain(Bi) adalah salah satu teman dekatnya dan yang pertama kali dihubungi oleh polisi waktu itu. “Ah, itu benar…” ujar Toki.
“Eh!? Noona, bagaimana bisa tidak ada berita mengenai hal itu!?” seru Yoseob.
“Yaa, tidak akan ada yang tahu identitasku, lagipula kata Jihoon-ssi(Rain) waktu itu ada orang lain yang terlibat dalam kecelakaan itu, tapi tidak ada yang mau menceritakan detailnya kepadaku,” jelas Toki setelah menyentil keningnya Yoseob agar pemuda itu diam.
“Kapan kecelakaan itu terjadi, Seungho huyung?” tanya Cheolyong.
“Hm, sekitar bulan April tahun lalu?” jawab Seungho agak ragu dengan ingatannya.
“Itu tidaklah penting…” sela Toki dengan senyum sedih. “Sekarang aku ingin memberitahu kalian satu hal. Junsu, Nichkhun, dan Taekyon akan debut bulan depan ‘kan?” tanyanya.
Ketiganya menjawab ‘ya’ dan Toki kembali melanjutkan, “Setelah debut hanya satu hal yang harus kalian jaga, yaitu selalu berpandangan dan berpikiran positif. Dunia entertainment sangatlah keras, kalian bisa tahu selama masa training ini. Setelah kalian menjadi idola, kalian akan menjadi figur, role model untuk masyarakat. Kalau kalian melakukan hal positif, masyarakat akan mengikutinya. Begitu juga kalau kalian melakukan hal negatif, masyarakat juga akan menirunya. Apalagi anak kecil yang tidak mempunyai kesadaran mana yang benar dan mana yang salah. Aku harap kalian terus mengingat hal ini. Kebahagiaan dan hiburan adalah misi utama entertainer…”
Para trainee terdiam sambil mengingat perkataan Toki yag menjadi role model bagi mereka.
“Sunbae, kami akan terus mengingatnya,” kata Taekyon. Diikuti dengan anggukan kepala dari para trainee yang lain.
Good. Sekarang training terakhir ini selesai. Setelah ini aku bukan pelatih kalian lagi…” kata Toki tersenyum sedih.
“Toki noona, walaupun kau bukan pelatih kami lagi tapi kita tetap berteman ‘kan?” tanya Dongwoon.
“Ya, kami tidak ingin kalau sunbae tiba-tiba menjadi orang asing padahal kami sudah sedekat ini dengan sunbae,” sambung Junsu.
Toki tersenyum lembut mendengar permintaan mereka. Setidaknya ia tidak kehilangan teman pada perpisahan ini. “Tentu saja kita tetap berteman, Dongwoonie, Junsu-ya…” ucapnya, “kalian boleh menghubungiku kalau kalian membutuhkanku…”
Woah, noona is the best!” seru Sanghyun.
“Bagaimana kalau kita foto-foto untuk kenang-kenangan?” usul Junhyung memegang kamera digital milik Toki yang tadi dipinjamnya untuk memotret kekonyolan dan kebanyolan teman-temannya.
“Setuju!”
Lalu mereka pun berfoto-foto bersama sebagai kenang-kenangan. Foto-foto bersama murid-murid pertama.
+             +             +
Di Cyber Café terjadi pertarungan sengit. Tidak perlu ditanya siapa lagi kalau bukan Yongso, Eunhyuk, Donghae, Henry, Heechul, Hankyung, Kyuhyun, dan Shindong yang saat ini tengah bertarung dalam game Starcraft? Orang-orang yang menontonnya saja sampai menahan nafas.
Tim terbagi menjadi dua. Tim pertama terdiri dari Yongso, Eunhyuk, Donghae, dan Henry. Sedangkan tim kedua terdiri dari Heechul, Hankyung, Shindong, dan Kyuhyun. Mereka bertaruh siapa yang kalah harus mentraktir makanan mahal di restoran baru di Seoul. Walaupun ada Yongso, tapi hasilnya selalu seimbang. Di tim kedua ada Kyuhyun yang merupakan maniak game jadi mana mungkin semudah itu kalah.
“Yaa, panggil Toki kemari. Kalau begini terus tidak akan ada hasilnya,” kata Kangin.
“Aku akan meneleponnya,” kata Yongso.
Lima belas menit kemudian Toki datang membawa dua buah USB. Yongso tersenyum nyengir begitu melihat apa yang tergantung di leher sepupunya itu.
“Toki-ah, cepat bantu kami!” rengek Yongso.
“Kibummie, kau juga masuk!” seru Heechul.
Dengan pasrah Kibum ikut bergabung dengan tim kedua. Dan Toki bergabung dengan tim pertama. Toki memasang setelan baru agar sepuluh orang sekaligus bisa main, namanya juga hacker dia bisa dengan mudah mengubah sistemnya. Shindong yang membuat gamenya.
‘DongieDongDong created a game’
‘ErzaTheSlayer has joined the game’
‘DangerousCinderella has joined the game’
‘AsiaAnchovy has joined the game’
‘EastSea has joined the game’
‘MochiViolinist has joined the game’
‘YangbanKim has joined the game’
‘EvilMagnae has joined the game’
‘WoDaoJiaLe has joined the game’
‘AbyssofTime has joined the game’
Username kalian gampang ditebak,” kata Toki sesaat sebelum game dimulai.
“Aku pasti akan membalas kekalahanku waktu itu,” kata Kyuhyun.
“Song Yongso! Bersiaplah kau!” seru Heechul.
Game pun dimulai. Masing-masing pemain masih membangun base dan pasukannya. Ketegangan baru dimulai ketika Shindong mulai menyerang base milik Henry yang hampir selesai dibangun. Henry berusaha mati-matian bertahan.
“Henry-ya, tukar posisi denganku,” kata Toki yang duduk di sebelah Henry.
Keduanya pun bertukar posisi tempat duduk sampai Toki berhasil mempertahankan base milik Henry. Tak disangka sang Anchovy aka Eunhyuk menyerang base milik Shindong yang kosong tanpa penjagaan.
‘DongieDongDong has been eliminated’
“Aahh! Tidak!!” jerit Shindong langsung lesu.
Donghae mulai menyerang Kibum akan tetapi ternyata pasukan Kibum lebih kuat dari yang diduga. Hankyung mengambil kesempatan tersebut dan dengan mudahnya menghancurkan base milik Donghae yang pasukannya sedang melemah.
‘EastSea has been eliminated’
“Ahh!!” jerit Donghae juga langsung lesu.
‘WoDaoJiaLe has been eliminated’
“Lho? Kenapa Hankyung hyung gugur?” tanya Donghae heran.
“Pasukannya Toki langsung menyerangnya,” jawab Shindong.
‘YangbanKim has been eliminated’
“Sepertinya Kibum juga dikalahkan olehnya,” lanjut Shindong.
Di tim kedua hanya tinggal tersisa Heechul dan Kyuhyun yang main seperti kesetanan. Tim pertama masih tersisa empat orang.
‘AsiaAnchovy has been eliminated’
“Kyuhyun terlalu kuat,” kata Eunhyuk yang dikalahkan oleh Kyuhyun.
Yongso dan Heechul saling menyerang membabi buta. Sementara Henry, Kyuhyun, dan Toki masih terus membangun pasukan.
“Makan ini!” seru Heechul.
“Yaa! Kim Heechul!” seru Yongso.
‘DangerousCinderella has been eliminated’
‘ErzaTheSlayer has been eliminated’
Pertarungan antara Yongso dan Heechul berakhir seri dengan base masing-masing sama-sama hancur. Kini yang tersisa hanya tinggal tiga orang. Kyuhyun mulai menyerang base milik Henry.
‘MochiViolinist has been eliminated’
“Sekarang tinggal tersisa dua orang maniak game,” kata Yongso.
Kyuhyun menyerang base milik Toki habis-habisan. Tapi yang diserang tetap tenang dan hanya mengirimkan satu pasukan untuk menyerang base Kyuhyun yang kosong dengan misil.
‘EvilMagnae has been eliminated’
‘AbyssofTime wins the game’
“Toki-ah, kau berhasil!” seru Yongso sambil memeluk sepupunya itu dari belakang.
Hardcore!” seru Kangin.
“Kalau begitu Heechul hyung, Hankyung hyung, Shindong hyung, Kibummie, dan Kyuhyunie yang harus mentraktir minggu depan,” kata Sungmin.
“Eh? Jadi ada taruhannya?” tanya Toki baru sadar.
“Aish, aku jadi tidak bisa membeli console yang baru,” desah Kyuhyun menyesal.
“Kurasa game kali ini tidak ada tantangannya,” kata Toki yang malah memainkan game virtual life karena bosan, “tapi lumayan untuk mengisi waktu jadi biar aku yang mentraktir kalian.”
“Benarkah!?” seru Shindong merasa senang dan membayangkan makanan-makanan mahal yang bisa ia makan sepuasnya.
“Yup,” sahut Toki tersenyum lebar.
“Yaa, bagaimana kau bisa membayarkan semuanya seorang diri?” sela Yongso.
“Tidak masalah, toh aku baru saja mendapatkan royalti dari album baruku,” ujar Toki, “kau tidak perlu khawatir~.”
“Aigoo, aku lupa kalau kau merupakan salah satu seleb terkaya di dunia,” cemooh Yongso.
“Karena itu aku ingin menghamburkannya sedikit,” balas Toki kembali cuek.
+             +             +
Sore harinya tujuh belas orang itu mendaki bukit, menyelusuri jalan tempat Toki tersesat sebelumnya. Arthur dan Chain juga dibawa serta karena permintaan Henry dan Donghae. Dalam petualangan kecil mereka ini Toki terus-terusan meledeki Zhou Mi dengan sebutan ‘Chomiryo’ karena Zhou Mi telah meledeknya dengan sebutan ‘Toppokki’. Mereka harus ditahan agar ujung-ujungnya tidak saling bunuh. Setelah Zhou Mi, korban berikutnya adalah Heechul yang ternyata memang cari gara-gara dengan Toki.
“Nenek sihir!” ledek Heechul.
“Banci!” balas Toki malah menggunakan bahasa Indonesia tanpa disadari olehnya.
Yongso yang satu-satunya mengerti dengan apa yang telah dikatakan oleh Toki langsung tertawa.
“Ban—chi?” tanya Heechul tidak mengerti.
“Hahaha… Toki-ah, kau salah mengatakannya. Mereka jadi bingung…” kata Yongso sambil terus jalan mendaki bukit.
What have I said?” tanya Toki yang ternyata malah lupa sendiri. Dasar pikun…
Okama, you wanted to say ‘okama’, right?” jawab Yongso masih tertawa juga.
Oh, right. Sissy boy~,” ujar Toki dengan senyum penuh kemenangan.
“Jamaeui(banci)…” kata Yongso menerjemahkan omongan sepupunya seperti dahulu.
“Yaa!” seru Heechul geram tapi Toki malah berlari kabur.
Ck, ck, kids…” decak Yongso.
Tidak lama kemudian mereka sampai di sebuah tempat air terjun. Tempatnya sangat indah. Air Terjun Cheonjiyeon ini yang paling terkenal di Pulau Jeju karena keindahannya. Kesegaran udara di alam terbuka menentramkan hati dan pikiran mereka. Para hyperactive langsung terjun ke dalam air terjun setelah melepas t-shirt dan celana mereka. (Ew, pervert…)
“Dasar tidak tahu malu…” gumam Toki yang melihat seluruh kejadian untuk usia 18 tahun ke atas itu.
Berbeda dengan Toki—Yongso masih sempat menutup matanya. “Toki-ah, mereka sudah pada nyebur belum?” tanyanya masih dalam keadaan menutup matanya.
“Ah, tapi Ryeowook, Heechul, Shindong, dan Kyuhyun sama sekali belum nyebur…” jawab Toki, “Yaa, Kibum-ssi kau tidak ikut?”
“Lebih baik aku diseret oleh para hyung…” kata Kibum sambil buka baju.
“Yaa, kau lambat sekali,” kata Heechul mendorong Kibum hingga jatuh ke dalam kolam.
“Hyung!!” jerit Kibum saat terjatuh lalu nyebur ke air yang sangat dingin.
“Huwaaa!! Hyung, aku tidak bisa berenang!” teriak Shindong ketika Heechul sudah bersiap untuk mendorongnya.
“Yaa, Siwonnie kita benar-benar mempunyai otot yang bagus. Otot seekor kuda,” kata Leeteuk bermaksud untuk memuji.
“Kalau dia terus melatih otot-ototnya, dia akan menjadi Ade Rai kedua,” kata Toki sambil melepas t-shirt-nya dan hanya memakai bikini. Cowok-cowok bisa langsung mimisan bila melihat ini.
“Toki-ah, ini pertama kalinya aku melihatmu memakai bikini,” kata Yongso yang memandangi Toki dengan penuh kekaguman.
“Yongso-ah~ ayo buka bajumu juga~,” kata Toki sambil memaksa Yongso untuk buka baju. Para cowok langsung pada memerah wajahnya melihat kejadian di depan mata mereka.
“T, Toki! Hentikan!” protes Yongso berontak.
Tadaa~! Song Yongso’s half naked body~,” kata Toki dengan cengiran anehnya yang didapatnya karena terlalu lama bergaul dengan Totto dan Louis.
Yongso berdiri hanya memakai bikini berusaha untuk menutupi tubuhnya. Toki menggantung bajunya Yongso di atas pohon yang tinggi. Kalau para cowok itu bisa mimisan sekarang juga pasti kolam air terjun itu berubah menjadi kolam darah. Bahkan sang religius Siwon komat-kamit mengucapkan doa tobat. Mata mereka yang agak-agak sipit langsung terbuka lebar. (Coba ada Daesung!)
“Hentai!” seru Toki melemparkan botol air yang entah didapatnya dari mana ke arah para cowok yang masih tercengang. Botol itu mengenai Hankyung tepat di kepala.
“Hankyung hyung!” seru Henry.
“Toki, kalau kau ingin main dodge ball bilang saja kenapa sih?” kata Hankyung bersiap melempar kantong plastik berisi air yang entah juga dari mana dia mendapatkannya. Kantong plastik bom air itu juga mengenai kepala Toki dan airnya tumpah membasahi sekujur tubuhnya.
“Hyung~! Kita terancam bahaya nih!” erang Eunhyuk bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya. Perang.
“Toki-ah menyeramkan…” ujar Ryeowook bergidik ketakutan.
“Aku tidak ikutan ya…” kata Yongso sambil duduk di pinggiran kolam.
“Ternyata jangan pernah cari gara-gara dengan macan,” ujar Yesung.
Bring it on!” seru Kangin malah menyiramkan minyak ke api yang menyala.
Toki versus Super Junior. Perang ini berlangsung lumayan lama. Yongso hanya diam dan merekam kejadian tersebut. Toki, Hankyung, dan Sungmin bertarung dengan bela diri. Adegan itu seperti dalam adegan film action saja. Tapi setidaknya mereka bersenang-senang dalam perang itu.